12 April 2008

Pengumuman

Ditujukan kepada anak-anak kelas IV A
Untuk hari rabu tanggal 16 April 2008 kita belajar bersama mata pelajaran Bahasa Indonesia lagi.
Yang mengajar nanti Pak Wahyu.
Kita tetap belajar mengenai membaca pemahaman
Pak Wahyu ingin mengetahui seberapa kemampuan kalian dalam membaca pemahaman
Nilai yang pertama sudah muncul nanti kita bandingkan dengan nilai yang kedua, ada peningkatan atau tidak ?
Selamat belajar dan semoga sukses.

Berlatih membaca gambar

hallo anak-anak............
bagaimana kabarnya hari ini................
baik-baik saja kan.....................
alhamdulillah
adik-adik mari kita belajar bersama
















disini Bapak punya beberapa gambar
tugas kalian adalah mencari jawaban dari teka-teki ini
untuk gambar yang pertama pertanyaannya adalah

  1. cari ada berapa kuda dalam gambar ?
  2. dari ada berapa wajah dalam gambar ?

  3. apakah garis itu sejajar ?

untuk gambar yang keempat adalah susunan 9 kubus yang dibentuk menjadi sebuah segitiga. kalian pengen mencoba ! silahkan mencoba bisa atau tidak.

untuk gambar yang kelima adalah sebuah lingkaran. silahkan kalian lihat dan fokus di satu titik di dalam lingkaran terus lihat sambil maju mundurkan kepala kalian. apa yang terjadi ? simpulkan sendiri ya.......

selamat bereksperimen !!!

yang sudah ketemu jawabannya (gambar 1, 2 dan 3) tolong dikirim di alamat e-mail saya ya....

alamat emailnya : noegraa@yahoo.co.id





Daftar Nilai Siswa Kelas VI A

DAFTAR NILAI SISWA KELAS VI A
SIKLUS PERTAMA


ALFAN ZAIN KUSUMA PUTRA 70
AKBAR YUSROFI 65
AGI KUSUMANINGTYAS PRATIWI 70
ARDI WIRA PRADANA 85
ANGGARA PRADANA SETYA PUTRA 70
MOHAMAD BRIAN RIFQI 75
AFIFAH ROMADHIANI 60
AMALIA ELVIRA ANGGRAINI 85
ANDRAWINA SUKMA HARSANJANI 60
AUVI OKTIKA ALFIANI 85
DEVI NOARITASARI 95
DENADA SARI PUSPITA KRIESTINCE 0 (tidak masuk)
VICA PRATAMA 80
FIRZA MUHAMMAD 90
ALFIAN HARDIANSYAH SAPUTRA 50
IZUDDIN DWI SURYA 80
FERRY EKO HANANTO 70
ZULVA MUNTIANA 90
FEBRINA RIDHA AMALIA 70
ELLYZA PUSPITASARI 85
SHABRINA PRIMADANA KURNIA N 90
MAY NOER ENDAH MUSTIKASARI 80
PUTRI DESYNTASARI 90
MADA KHARISMA PARASARI 80
TIARA RISTIYANTI PUTRI 75
IQBAL ADITYA PRASMADANI 70
PERDHANI KHURNIA NOVIKITYASARI 95
PURI DWI AGUSTIN 70
RAUDLAH HAWIN AYANI 80
WHANEGI SKAR AL KHALIFI 100
MUNIFATUL LATHIFAH ULFA 85
ERLA PRAJAWATI WIBOWO 80
SIGIT PRIA WICAKSANA 75
MAHENDRA YUDHA PRATAMA 85
YOGA KURNIA PAMUNGKAS 70
NAUFAL MIFTAH FARROSI 85
VALANDHONI REDHICA PUTRA 75
VICKY PRIA PERMATA 90
LUTFI MAHERA SAPUTRI 60
NOVTAVIANA ANGGRAENI 90

17 Januari 2008

Jeritan Hati ketika KuasaNya Tiba






Tatkala fajar menyingsing

Menjemput pagi yang indah

Udara pagi yang sejuk sebentar lagi menyapaku

Tetapi .........

Bukan udara sejuk yang kurasa

Bukan nyanyian merdu burung dilangit

Bukan senyuman manis dari orang-orang di sekelilingku

Namun gelapnya langit yang kulihat

Hujan deras sehari semalam membuat hatiku berdebar-debar

akankah semua ini terjadi

Sesuatu yang aku takutkan

Fajar yang kelabu itu......

Air bah tak terbendung lagi

Memasuki relung-relung jalan di komplek wisma kami

Tak berkutik..

Hanya kepasrahan

Sambil mengais apa yang bisa diselamatkan

Oh...Tuhanku

Inikah ujianmu......?

Inikah cobaanmu......?

Aku hanyut dalam doa

Karena aku anggap ini adalah sebagian kuasaMu

Yang Engkau limpahkan kepada hambaMu yang tersayang

Semua pasti ada ibrah dan hikmah

Dibalik semua kehendak yang Engkau limpahkan


Ponorogo, 26 Desember 2007




09 Januari 2008

Anniversary

Congratulation for you........!
Semoga menjadi guru yang baik yaa..:-)

07 Januari 2008

BUDAYA INDONESIA

History of Reyog Ponorogo


Latar Belakang
Perkembangan zaman ini rupa-rupanya banyak sekali kesenian tradisional yang gulung tikar seperti : ketoprak, ludruk, wayang orang yang mana semuanya kalah dengan kemajuan teknologi. Dengan adanya kemajuan zaman yang terus pesat ini tantangan bagi seni tradisi seperti Reyog Ponorogo. Kabupaten Ponorogo merupakan akar tumbuhnya seni tradisi (seni rakyat) juga gudangnya, tidak heran di dalam perkembangannya yang meliputi 330 desa yang menyebar dari kota ke pelosok-pelosok desa semuanya menerima dan berkembang Reyog Ponorogo sesuai dari kemampuan group Reyog masing-masing. kita semua sadar bahwa kesenian Reyog Ponorogo merupakan warisan nenek moyang kita yang dimana mengandung PITUTUR LUHUR kalau kita mengkaji secara teliti di dalamnya. selayaknya apabila penyajiannya mempunyai daya pikat sendiri pada penggemarnya maka tidak bosan-bosan yang melihatnya. Tari tradisional Reyog Ponorogo ini tidak lepas dengan konteks budaya yang menghidupinya karena setiap etnik mempunyai karakter yang sering berbeda. di dalam penyajian tari Reyog Ponorogo letak keindahan yang lebih ini pada gaya-gaya yang menjadi keunikan dalam tari tradisi melahirkan bobot keindahan.



VERSI REYOG PONOROGO







Versi Ki Ageng Kutu


Reyog itu sindiran terhadap Raja Majapahit Prabu Brawijaya V. Ketika itu Prabu Brawijaya lupa terhadap Tahta pemerintahan karena Permaisuri dari Campa daratan Cina yangt cantik jelita, maka sindirian Ki Ageng Ketut Suryangalam berupa :


  • Jatilan yang ditarikan Putra dengan gaya medoki, penggambaran Prajurit Majapahit sudah lemah.
  • Dadak merak kepala Harimau memanggul Merak Raja yang sudah tunduk pada perintah istrinya.
  • Patih Bujang Ganong atau Pujonggo ANom penggambaran dari penasehat yang tidak mampu mengingatkan Sang Prabu Brawijaya.


Versi Reyog Legenda

Disini merupakan cerita Prabu Klono Sewandana mempersunting Dewi Songgolangit, walaupun banyak rintangan maupun godaan di tengah perjalanan dihadang Singo Barong namun dapat diselesaikan. Akhirnya mas kawing Dewi Songgo Langit terpenuhi tontonan yang belum pernah ada yaitu Reyog Ponorogo.

Versi III

Merupakan watak dari masyarakat Ponorogo. Harimau dan Merak saling menyatu. Walau kelihatan garang dan sangar, namun indah untuk dilihat. Harimau simbol kekerasan, dan merak simbol kelembutan.



Perkembangan dan pemeliharaan Reyog Ponorogo



Seni Reyog Ponorogo sekarang sedang naik daun ?

Dimana - mana baik kota maupun desa sudah bisa menerima bahkan bisa menilai Reyog baik dan tidak. Tentunya tentang garap penyajian baik tari maupun musiknya. Perkembangan Reyog tidak lepas dari unsur :
  1. Pemerintah

  2. Pengarep / Pemuka (Mboreg)

  3. Seniman-seniman

  4. Masyarakat
Itu selalu berkaitan, maka tidak heran tiap tahun ada Festival Reyog Nasional yang jatuh pada bulan "SURO" pesertanya dari Ponorogo maupun luar Ponorogo, bahkan sampai Sumatra, Kalimantan. Kalau kita melihat perkembangan Reyog ini tentunya bangga. Namun disisi lain, marilah kita cermati kehidupan Seniman Reyog Ponorogo yang masih memprihatinkan, kebanyakan masih hidup dalam kesederhanaan. Jadi, kalau untuk mengangkat perlu adanya kesadaran yang tinggi dari pihak-pihak yang peduli akan Seniman Reyog Ponorogo. Kalau sudah terpenuhi kebutuhannya, Seniman Reyog ini tentunya tidak akan lari dari Ponorogo.



Di Ponorogo, sarana untuk pelestariannya lewat pengkaderan dimulai dari TK sudah ditanamkan Seni Reyog Ponorogo, memang pendidikan formal tentunya lewat pelajaran estrakurikuler. Di samping formal juga nonformal yaitu melalui sanggar yang ada di Kecamatan Ponorogo sangat membantu adanya Kesenian Reyog ini. Bahkan semua sanggar sudah tidak asing lagi akan tari tradisi ini. Untuk pengadaan seperangkat Reyog yang terdiri dari (1) Barongan, (2) Dadak Merak, (3) Topeng Klono, (4) Topeng Ganong, (5) Eblek, (6) Gamelan Reyog, yang paling sukar adalah kulit kepala Harimau dan bulu merak karena disini sangat bertentangan dengan pelestarian hewan langka. Bulu merak juga begitu sukar mendapatkannya, sementara ini pengrajin-pengrajin Reyog mendapat kulit harimau dari Sumatera. Bulu merak dari India. Sekarang kita sadar semua ini apakah gudangnya Reyog tidak mempunyai sendiri.

Ini suatu kendala bagi masyarakat Ponorogo, jika mulai sekarang tidak cepat melangkah, Reyog cepat atau lambat akan punah. Sarana perlengkapan Seni Reyog Ponorogo, terdiri dari : Busana warok, busana jatil, busana bujang ganong, busana klono sewandono, busana dadak merak, busana pengrawit itu merupakan pokok-pokok busana dan perlengkapan seni Reyog Ponorogo. Perjalanan zaman yang semakin pesat kiranya antara penari Reyog dan perlengkapan Reyog harus seimbang, jadi prinsipnya pengkaderan harus secara kontinyu dilaksanakan. Kemudian, estafet penarinya, alanya tentunya penangkaran burung merak, yang lainnya seperti kulit harimau, perlu adanya pemikiran.



Penyajian Tari Reyog Ponorogo




Untuk mengawali penyajian Reyog biasanya sebelum tampil para sesepuh mengadakan selamatan, hal itu dikandung maksud agar selamat dan penampilannya baik dan sukses. Kemudian, berdoa bersama yang dipimpin oleh sesepuh, barulah rias dan busana masing-masing sesuai perannya. Memang untuk penampoilan itu semua peragaan dan iringan diharapkan betul-betul kompak.

Urutan penampilan dan penyajian adalah


  1. Tari Warok
  2. Tari Jatil
  3. Tari Bujang Ganong
  4. Tari Klono Sewandono
  5. Tari Dadak Merak Kupu Tarung
Di dalam tari ini merupakan penggambaran :

  1. Singo Barong pamer kekuatan untuk menghadang barisan Laskar Bantar Angin
  2. Perang Singo Barong melawan jatil
  3. Perang Ganongan melawan Singo Barong
  4. Perang Singo Barong melawan P. Klono Sewandono, diakhiri Singo Barong kalah terkena pecut Samandiman
  5. Selesai dengan tari masal iring-iringan Petrojayan
Di dalam tampilan untuk festival penyajian memakan waktu 30 menit, kalau untuk pentas bebas tinggal sesuai kebutuhan.

Catatan :
Kesenian Reyog sudah melalang dunia, diantaranya

  1. Amerika
  2. Suriname
  3. Jepang
  4. New Zealand
  5. Taiwan
  6. Malaysia
  7. Korea
Perkembangan Reyog dari Masa ke Masa



Perkembangan Reyog Ponorogo melalui proses-proses yang mana terkait di mana yang berkuasa. Dalam hal ini marilah kita melihat sejarah yang telah kita jalani dari masa ke masa :


  1. Reyog di zaman penjajahan
  2. Reyog di zaman kemerdekaan tahun 1945 - th 1965
  3. Reyog tahun 1967 - tahun 1987
  4. Reyog tahun 1988 - tahun 2007

  1. Reyog zaman penjajahan sangat dibatasi ruang geraknya, maka dari itu perkembangan boleh dikatakan sangat lamban.

  2. Reyog di zaman kemerdekaan tahun 1945 - th 1965. Di zaman ini, kehidupan seni tradisi rupanya mendapat angin segar, di mana-mana di wilayah Ponorogo bermunculan seni Reyog bahkan pada waktu itu Reyog sebagai simbul dari keberadaan yang punya group-group Reyog tidak lepas dari paran warok, karena warok sebagai Mboreg. Maka, di setiap desa ada group Reyog yang tidak lepas dari gemlak yang menari jatil (penari kuda Jepang) yang punya banyak gemblaknya berstatus ekonominya baik.

  3. Reyog tahun 1967 - tahun 1987. Awal tahun 1967 merupakan tahun yang memprihatinkan, karena banyak seniman Reyog yang trauma, maka jarak tidak lama, sekitar 2 tahun mulai tumbuh kembali mulailah bermunculan group-group Reyog baru, berkembang sesuai dengan kemampuan group Reyog masing-masing.

  4. Reyog tahun 1988 - tahun 2007. Tahun 1988 merupakan sejarah Reyog yang tidak bisa dilupakan oleh seniman-seniman Reyog Ponorogo. Mengapa begitu ? karena ketika tugas Gubernur Jatim mengisi PRJ (Pekan Raya Jakarta) disini penari jatilan sejumlah 70 orang harus putri, tidak haran di sini terjadi pro dan kontra setelah diredam dan diberi pengertian oleh sesepuh warok Mbah Wo Kucing, baru bisa menerima dan hasil penampilan sukses, akhirnya sampai saat ini masih dugunakan. Tahun 1993 oleh para Empu-empu Reyog Ponorogo diadakan untuk menyamakan penyajian tari Reyog Ponorogo, dengan membuat kerangka dasar Tari Reyog Ponorogo yang isinya :

  1. Tari Pakem Reyog
  2. Rias dan Busana
  3. Tata Penyajian / Penampilan
Semua aspirasi seniman Reyog diawali oleh YAYASAN REYOG PONOROGO berdiri tahun 1993. Berdirinya Yayasan Reyog ini banyak sekali membantu mengenai perkembangan dan pelestarian, karena anggota di dalamany teridiri dari para pejabat, tokoh masyarakat, dan seniman. Sejak itu Reyog mulailah eksis karena tiap tahun ada festival, yaitu

  1. Reyog Dewasa setiap Suro

  2. Reyog Mini setiap Agustus
Bertitik tolak dari uraian diatas, maka sudah seharusnya dan menjadi kewajiban kita bersama, demi kelanggengan dan kelestarian budaya Indonesia khususnya Reyog Ponorogo, kita wajib untuk memelihara dengan baik budaya warisan leluhur kita dan lebih penting lagi bagaimana upaya kita untuk mempromosikan budaya Indonesia ini khususnya Reyog Ponorogo agar lebih familiar dan lebih dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia dan bahkan bisa menjangkau tataran internasional.

Sudahkah kita melestarikan budaya kita sendiri .............?
















03 Januari 2008

Sastra

Puisi

Sempurna
By : Dwi Wahyu Nugroho


Kau terlihat memukau
Dimataku tak ada cacat
Wajahmu sungguh memesona
Seakan tak mau berpaling mata ini untuk terus memandangmu

Angin semilir membelai rambutmu
Hitam pekat nan lurus menghias bagai mahkota bidadari
Senyum dibibir mengembang
Menghipnotis pikiranku

Berdetak kencang jantungku ketika dirimu mendekat
Serasa berhenti aliran darahku
Kau sapa aku dengan lembut nan manis senyummu
Aduhai sungguh pesona dirimu menghantui hatiku

Sempurna dirimu
Seakan ingin terus aku memujamu
Tak kan aku hapus di memori ini
Akan selalu ku rindu






Selepas kepergianmu
By : Dwi Wahyu Nugroho

Tangis air mata menyayat hati
Penuh isak disekelilingmu
Saat kuusap wajahmu
Dingin kurasa ketika balai tanganku menyentuh wajahmu yang pasi
Terlihat ketakutan dalam dirimu akan hilangnya nafasmu

Kubelai rambutmu dengan penuh kelembutan
Terasa getaran yang menyatu diujung jariku
Tak kuasa menahan gejolak kasih
Tapi kau tetap diam terpaku
Seakan tak ada yang sedang kau rasa

Ku terawang apa yang sedang kau rasakan
Tangis pilu dari hatimu terdengar dari kedalam nuraniku
Telah terpatri sebuah janji di hati
Aku tak kan bisa tanpamu

Tapi
Apa daya
Tak dapat ku tahan tangis ini
Semua telah terjadi
Tuhan telah menunjukkan kuasanya
Menjemput hambaNya yang dicinta


Matinya Rindu
By : Dwi Wahyu Nugroho


Ku hanyut dalam keheningan malam
Dingin kurasa hingga urat nadiku terasa kaku
Menatap langit yang semakin gelap
Mengembara di alam malam yang pekat

Sunyi senyap tak ada kehidupan yang menemaniku
Hanya suara-suara alam yang sesekali menghantuiku
Ku terpaku dalam kebisuan
Ku terkulai dalam kesepian malam
Menanti sosok yang berarti di hati

Asaku tinggal kenangan
Usahaku meninggalkan nestapa bagi hidupku
Saat ini aku bagai raga tak berguna
Hanya kelembutan angin malam yang dapat aku rasa
Menyelinap diantara tubuhku yang lemah
Hangat kurasa
Mengobati rasa rindu yang mati di hati



Asa Terakhir
By : Dwi Wahyu Nugroho


Ku tersujud di permadani cinta
Sunyinya malam menghiasi perjalananku
Getar-getar cintaku memasuki relung kalbu
Membisikkan lagu rindu di telingaku

Terlihat !
Terpancar sinar sang rembulan
Indah sinarmu menyinari hingga hatiku
Tapi makhluk malam
Menjerit, berteriak, meronta, berontak di keheningan
Menyelinap di sela-sela doaku

Ku tengadahkan kedua tanganku
Memohon secercah asa darimu
Asa terbesar dalam sejarah hidupku
Melihatmu, memelukmu
Menyambut belaianmu terkasih




Rinduku pada Dirinya
By : Dwi Wahyu Nugroho

Kelamnya malam
Suara rintik air hujan
Buatku terngiang akan kenangan bersamanya
Saat – saat terindah dalam hidupku
Bercanda dan tertawa bersama
Serasa tak ada beban di hati
Hanya kepastian membelati di hati
Menatap sang rembulan
Menikmati pekatnya malam
Sunyinya malam
Telah tergantikan dengan hangatnya cinta kita
Kutak ingin malam segera berlalu
Tapi apalah daya
Waktu tak dapat aku hentikan
Waktu yang membawa malam pergi
Malam tlah berlalu
Berganti siang
Panas, cerah
Mataharipun tersenyum memandang kita
Kenangan yang indah ku harapkan datang lagi
Malam cepatlah datang !
Kembali menikmati hangatnya cinta di hati
Membawa kita dalam lagu kasih dan cinta merambat di jantung hati.