03 Januari 2008

Sastra

Puisi

Sempurna
By : Dwi Wahyu Nugroho


Kau terlihat memukau
Dimataku tak ada cacat
Wajahmu sungguh memesona
Seakan tak mau berpaling mata ini untuk terus memandangmu

Angin semilir membelai rambutmu
Hitam pekat nan lurus menghias bagai mahkota bidadari
Senyum dibibir mengembang
Menghipnotis pikiranku

Berdetak kencang jantungku ketika dirimu mendekat
Serasa berhenti aliran darahku
Kau sapa aku dengan lembut nan manis senyummu
Aduhai sungguh pesona dirimu menghantui hatiku

Sempurna dirimu
Seakan ingin terus aku memujamu
Tak kan aku hapus di memori ini
Akan selalu ku rindu






Selepas kepergianmu
By : Dwi Wahyu Nugroho

Tangis air mata menyayat hati
Penuh isak disekelilingmu
Saat kuusap wajahmu
Dingin kurasa ketika balai tanganku menyentuh wajahmu yang pasi
Terlihat ketakutan dalam dirimu akan hilangnya nafasmu

Kubelai rambutmu dengan penuh kelembutan
Terasa getaran yang menyatu diujung jariku
Tak kuasa menahan gejolak kasih
Tapi kau tetap diam terpaku
Seakan tak ada yang sedang kau rasa

Ku terawang apa yang sedang kau rasakan
Tangis pilu dari hatimu terdengar dari kedalam nuraniku
Telah terpatri sebuah janji di hati
Aku tak kan bisa tanpamu

Tapi
Apa daya
Tak dapat ku tahan tangis ini
Semua telah terjadi
Tuhan telah menunjukkan kuasanya
Menjemput hambaNya yang dicinta


Matinya Rindu
By : Dwi Wahyu Nugroho


Ku hanyut dalam keheningan malam
Dingin kurasa hingga urat nadiku terasa kaku
Menatap langit yang semakin gelap
Mengembara di alam malam yang pekat

Sunyi senyap tak ada kehidupan yang menemaniku
Hanya suara-suara alam yang sesekali menghantuiku
Ku terpaku dalam kebisuan
Ku terkulai dalam kesepian malam
Menanti sosok yang berarti di hati

Asaku tinggal kenangan
Usahaku meninggalkan nestapa bagi hidupku
Saat ini aku bagai raga tak berguna
Hanya kelembutan angin malam yang dapat aku rasa
Menyelinap diantara tubuhku yang lemah
Hangat kurasa
Mengobati rasa rindu yang mati di hati



Asa Terakhir
By : Dwi Wahyu Nugroho


Ku tersujud di permadani cinta
Sunyinya malam menghiasi perjalananku
Getar-getar cintaku memasuki relung kalbu
Membisikkan lagu rindu di telingaku

Terlihat !
Terpancar sinar sang rembulan
Indah sinarmu menyinari hingga hatiku
Tapi makhluk malam
Menjerit, berteriak, meronta, berontak di keheningan
Menyelinap di sela-sela doaku

Ku tengadahkan kedua tanganku
Memohon secercah asa darimu
Asa terbesar dalam sejarah hidupku
Melihatmu, memelukmu
Menyambut belaianmu terkasih




Rinduku pada Dirinya
By : Dwi Wahyu Nugroho

Kelamnya malam
Suara rintik air hujan
Buatku terngiang akan kenangan bersamanya
Saat – saat terindah dalam hidupku
Bercanda dan tertawa bersama
Serasa tak ada beban di hati
Hanya kepastian membelati di hati
Menatap sang rembulan
Menikmati pekatnya malam
Sunyinya malam
Telah tergantikan dengan hangatnya cinta kita
Kutak ingin malam segera berlalu
Tapi apalah daya
Waktu tak dapat aku hentikan
Waktu yang membawa malam pergi
Malam tlah berlalu
Berganti siang
Panas, cerah
Mataharipun tersenyum memandang kita
Kenangan yang indah ku harapkan datang lagi
Malam cepatlah datang !
Kembali menikmati hangatnya cinta di hati
Membawa kita dalam lagu kasih dan cinta merambat di jantung hati.

Tidak ada komentar: